[ Ratusan Honor K2 Mendatangi Gedung PGRI NTB ] |
MATARAM,- Ratusan honorer K2 yang tergabung
dalam Forum Guru Tidak Tetap (FGTT) peduli K2 mendatangi gedung PGRI NTB untuk
menyampaikan aspirasinya. Mereka mengadukan carut marut nasip honorer K2 yang
tidak lulus tes pada tanggal 3 November 2013 lalu.
Honorer K2 yang datang dari
berbagai daerah di NTB seperti, Lombok Barat, Kota Mataram, Lombok Tengah dan
Lombok Timur di sambut langsung oleh Ketua PGRI NTB, H Ali Arahim, Wakil Ketua,
Abdul Qadir dan Sekertaris, Yusuf Zaini.
Mereka meminta kepada PGRI NTB
untuk memperjuangkan nasip para Honorer K2. Dalam tuntutanya mereka juga
meminta Bupati dan Wali Kota untuk dapat menerbitkan surat keputusan (SK)
pengangkatan kepada honorer K2 sebagai payung hukum dalam melaksanakan
tugasnya. Pasalnya, akhir-akhir ini honorer K2 yang belum lulus tes cukup
khawatir dengan rentannya pemecatan oleh kepala sekolah di tempat mereka
mengajar.
“Kami hawatir sewaktu-waktu
honorer k2 yang sedang mlaksanakan tugas di pecat dengan alasan kekurangan jam
mengajar guru PNS karena mereka di tuntut untuk mengajar 24 jam tatap
muka", kata Taufiqurrahman Ketua FGTT Lobar, di Mataram, kemarin.
Taufiq menjelaskan dalam
undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 7 ayat (1) huruf
h mengamanatkan bahwa guru harus memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Sambil menungu keputusan lebih lanjut dari
pemerintah pusat terkait nasip K2 di pandang perlu honor K2 sebagai langkah
amannya dalam melaksanakan tugas harus ada payung hukum secara tertulis.
Ketua PGRI NTB, H Ali Arahim
mengamini penjelasan Taufiq tersebut, bahwa kalau saja Bupati atau Wali Kota
menerbikan SK kepada honorer K2 maka ada dasar mereka untuk bisa di usulkan
untuk mendapat tunjangan profesi melalui sertifikasi guru. "Begitu pula
dengan pegawai atau tenaga teknis lainnya, minimal meraka mendapat
kesejahteraan dan tidak mudah di pecat oleh atasannya. Tuntutan rekan-rekan ini
akan kami tindaklanjuti", pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, dihadapan
ratusan honor K2, ketua PGR NTB H Ali Arahim, secara simbolis memasangkan pin
kepada ketua FGTT Lobar, Taufiqurrahman, sebagai simbol kebersatuan guru dan
sebagai penguatan FGTT.
"pin ini di pasang sebagai
tanda bergabunganya ketua FGTT Lobar dalam organisasi PGRI, nanti kita akan buatkan
SK kepengurusan setingkat provinsi dan dilanjutkan dengan pembentukan
kepengurusan di kabupaten kota yang ada di NTB", terang Ali Rahim.
Dengan
di bentuknya Asosiasi Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Prov. NTB di bawa
naungan PGRI di sambut meriah dengan yel-yel oleh ratusan honorer K2 yang
datang dari berbagai kabupaten dan kota di NTB. “Ini hal positif yang harus di
sambut meriah, dan akan melahirkan kekuatan baru bagi honorer K2 dalam
berorganisasi dan koordinasi antara guru honorer di NTB semoga saja di tindak
lanjuti secapat mungkin oleh PGRI", kata salah seorang honorer denga nada
senangnya. [ufiq]
0 komentar:
Posting Komentar